Langsung ke konten utama

Day 5 – 17 Januari 2016, Macau

Next to the second country, Macau.

Ke Hong Kong rugi rasanya kalau gak mampir ke Macau. Tinggal nyebrang pake feri, gak perlu visa, banyak juga tempat-tempat photogenik. Jadi pagi itu udah excited tapi gak sinkron sama perut yang kelaparan karena stok sarapan sudah habis. Mampir ke toko souvenir deket hostel, sebelah Mirador Mansion, ketemu lagi sama mbak Nida. Hong Kong kecil ya? Hehe. Di toko itu magnet kulkas yang bagus 10HKD per piece, ada magnet kulkas yang biasa kaya alumunium gitu harganya 100HKD dapet 11 pieces, key chain 100HKD dapet 5-7 pieces. Saya sih lebih suka key chain yang ada nail clippernya biar lebih ada gunanya. Kaosnya agak mahal sekitar 25-35HKD perpiece, lupa juga.

Tanya mbak Nida beli sarapan yang enak dimana. Dia juga barusan beli sarapan nasi dan gorengan, yang jual ibu-ibu TKW Indonesia, insyaallah terjamin halal. Tempatnya di antara Exit A1 Tsim Sha Tsui station dan Masjid Kowloon, ibu-ibunya duduk berjualan di tangga masuk ke Kowloon Park. Nasi ayam+sambel+sayur harganya 20HKD, ada juga nasi+rendang 20HKD, gorengan juga ada tapi kami gak beli jadi gak sempat tanya. Mereka cuma jualan hari minggu, hari lainnya mereka kerja.

Masuk ke area Kowloon Park. Taman yang bersih, rindang, terawat, luas. Asik nih kalau ada taman begini di Palembang. Kami menuju China Hong Kong City yang di dalamnya ada terminal feri ke Macau, sekalian mbak Nida pulang ke The Royal Pacific Hotel tempat dia menginap, tepat di atas China Hong Kong City. Bisa pas gini ya? Dari Kowloon Park ke The Royal Pacific Hotel kami menyebrang lewat pedestrian bridge, eh ternyata di belakang hotel ini viewnya baguuuusss... gedung ICC terlihat jelas. Hong Kong Island juga terlihat cantik dari sini. Spot bagus buat foto. Liat sendiri deh!

Burung flaminggo di Kowloon Park

Spot yang dimaksud. Itu di belakang kami gedung ICC. Kalau malam lebih cantik.
Mbak Nida sampai ketemu lagi ya...
Suasana di China Ferry Terminal di lantai 1 (gak ada suasana terminalnya karena rapi dan di dalam gedung yang bagus) lumayan ramai. Banyak juga calo yang nawarin tiket ke Macau. Kami gak terlalu merhatiin soalnya langsung aja ke konter Turbojet. Duit sudah disiapin 164HKD, pas di depan konter kaget kok harganya jadi 177HKD. Ya Allah lupa kalo weekend emang lebih mahal. Di itinerary emang seharusnya ke Macau senin. Yaudahlah. Jangan lupa sekalian beli tiket pulang biar gak kehabisan, karena kabarnya kalo weekend ferry sering penuh. Kami pilih yang jam 8 malam. Tiketnya 189HKD untuk night sailing harganya sama.

Berangkat jam 12.00 pm. Kursinya nyaman. Langsung sarapan+makan siang nasi ayam tadi. Enak kok, porsinya banyak, sambelnya kaya sambel yang biasa dibuat dirumah, hehe. Diluar hujannya deras, jadi tidur aja selama 1 jam perjalanan.

Turbojet
Here it is... Macau sodarah sodarah! Hehe

Di Macau Outer Harbour Ferry Terminal kami ke imigrasi dulu. Lagi-lagi pelayanannya cepat, kami cuma dikasih kertas kecil sebagai ganti cap di paspor. Kertas ini jangan sampai hilang ya. Jangan lupa juga ambil map Macau. Lanjut cari shuttle bus. Ikuti petunjuk logo bus ke terminal yang lokasinya di seberang gedung pelabuhan. Ke terminal keluar lewat pintu kaca terus pake eskalator turun ke arah bawah gitu kaya pedestrian subway. Tujuan pertama ke The Venetian. Shuttle bus nya waktu itu bukan warna biru ada tulisan The Ventian, tapi kami disuruh naik bus Sands warna cokelat kuning gitu deh. Jadi ya shuttle bus ini sebenarnya buat tamu hotel-hotel besar di Macau. Karena mereka baik, jadilah digratiskan buat siapa aja selagi tujuan kamu dilewati oleh shuttle busnya. Infonya sih shuttle bus di Macau Ferry Terminal ini mulai dari jam 9 pagi sampai jam 12 malam. Kalau mau pake bus umum juga ada. Mau yang gratisan atau bayar? 

Bangunan di Macau kebanyakan hotel-hotel gitu ya, tapi arsitekturnya keren. Sampai di The Venetian, ramenyaaa... Teman saya merekam video dari lobi hotel sampai masuk ke dalam, mentok di bilik-bilik yang disusun rapi, kami masuk aja dan teman saya masih ngerekam. Dia dihadang security dong. Ternyata gak boleh merekam video disana.

Yang bener aja, ini dia kasinonya... Astaghfirullah... Ini Macau gak ada Satpol PP apa ya? Tapi greget juga liatnya ya, casino yang biasa di liat di tv, ini nyata depan mata. Satu yang saya perhatiin, cuma saya satu-satunya yang berjilbab. Bodo amat! Hahaha. 

Main judi semua itu

Arsitekturnya cantik
Kami muter-muter cari kanal di dalam The Venetian ini, lama antri naik lift, pas keluar eeh kok dejavu ya... Ternyata balik lagi di tempat antri yang tadi, hahaha. Carinya The Grand Canal Shoppes, karena kanalnya dikelilingi sama toko-toko. Ada di lantai 3. Kesan pertamanya, bagus! Habislah foto-foto disini. Gak sengaja muncul aja kalo gak dicari, ada Lord Stow's Bakery and Cafe, antriannya panjang. Egg tart nya 10 HKD. Rasanya? Enak, serius, beneran deh. Makannya pas masih anget, empuk. Egg tart harus masuk top list nomor wahid yang mesti dicoba kalau ke Macau.

Grand Canal
Harus coba Egg Tart di Lord Stow's Bakery and cafe ini.

Next, ke City of Dreams karena bus pulang ada di gedung ini. muter lagi cari jalan keluar, tanya sana sini, ketemu City of Dreams di seberang The Venetian. Belum sampai sana, harus foto-foto dulu di tempat ini. 

Di sebelah gedung Crown ini gedung City of Dreams. 



Menyebrang jalan ke City of Dreams. Sebenarnya ada beberapa spot yang bagus di City of Dreams, ada pertunjukkan naga tapi cuma sampai jam 2 siang sedangkan kami saat itu sudah hampir jam 5, patung naga ini, sama satu lagi mermaid di dalam layar yang berenang kaya aslinya, tapi mermaidnya gak pake baju. Ini dia penampakan di dalam. (Jangan ngarep poto mermaidnya ya, hehe)

Mau nyebrang ke City of Dreams. Udah keliatan itu gedungnya.

Lanjut cari free shuttle bus ke Senado Square masih di dalam City of Dreams tujuan hotel Sintra karena hotel Sintra yang terdekat dengan Senado Square. Ketemu Koi Kei Bakery, yes cobain egg tart lagi. Disini 9HKD satunya. Rasanya masih lebih renyah dan lebih terasa manis egg tart di Lord Stow's. Tinggal satu lagi nanti coba egg tart di Margaret's Cafe e Nata. 

Turun bus bukan tepat didepan hotel Sintra. Kami keliling-keliling sebentar cari info lokasi kami turun ini dimana. Untungnya gak jauh dari situ terlihat Grand Lisboa. Kalau sudah terliat Grand Lisboa sih gampang ke Senado Square tinggal jalan lurus terus ke kanan. Kuncinya hapal map. Gak hapal juga ya tinggal liat peta. Di depan Grand Lisboa kami foto-foto sebentar. Di depannya lagi ada Casino Lisboa, gedungnya cantik dan unik. Yuks lanjut jalan kaki. Dari Grand Lisboa kalo ke kanan itu kan ke Senado Square, nah tempat Margaret's Cafe e Nata ini di sebelah kiri Grand Lisboa, jalan sekitar 2 blok. Masuk diantara ruko-ruko gitu, bukan percis di pinggir jalan. Eeh tapi antriannya ampuuunn... Gak jadi beli.

Casino Lisboa
Males antri
Eh gilaaa 10 menit jalan kaki ke senado square, lumayaaan. Tapi icon senado square lagi ditutupin beginian karena mau imlek kan.

Senado Square
Belum selesai sampai disitu, dari icon Senado Square, masuk aja jalan kaki melewati gedung-gedung unik ini buat ke Ruin's of St. Paul. Tenang, ada petunjuk jalan kok. Dan ini juga, astaghfirullah ya Allah, cuma Allah yang tau, capeknya ya Tuhan. Jauuuuhhh.... 10-15 menitan jalan kaki. Orang Indonesia kaya saya kaget ketemu jalan kaki sejauh ini. Di sepanjang jalan banyak toko Koi Kei Bakery, dan semuanya pada rame yang beli. Legenda ni toko kue. Di jalannya aja sudah sesak orang lalu lalang. Bener aja, sampai disana rame banget secara weekend. Kami duduk istirahat dulu, baru lanjut foto-foto. Ruin's of St. Paul ini iconic banget ya, photogenic.

Ruin's of st. Paul


Mau pulang rasanya gak kuat jalan kaki lagi. Ada ojek kek, apa kek gitu buat yang capek jalan. Karena disana orangnya doyan jalan kaki, jadilah ikut jalan kaki juga. Dari Ruin of St. Paul, kami balik lagi ke Grand Lisboa, si gedung bulat, karena bus untuk ke pelabuhan ada disitu.

Balik lagi ke Grand Lisboa kami cari tiket shuttle bus ke Macau Outer Ferry Terminal. Grand Lisboa cantik banget kalo malem. Masuk casino Grand Lisboa, tanya sama petugasnya, itu tiket ada di lantai 3. Naik, naik, naik, naik terus kayanya lebih dari lantai 3 deh. Yang bikin geli di casino Grand Lisboa ini CCTV nya kembar siam, beranak pinak, banyak banget. Bukan puluhan lagi, tapi ratusan. Sampai akhirnya ketemu juga dengan tempat pengambilan tiket shuttle. Kenapa harus sejauh ini sih buat ambil tiket doang, kenapa coba??? hiks hiks. 

Turun lagi ke lobi hotel, tanya sama mas yang antri, bener apa gak ini antrian shuttle ke harbour, iye bener katenye. Kami jadi ikut antri cantik dan manjah selama kurang lebih 15 menit. Ada seorang petugas mendekati kami yang sebelumnya kami tanyain tempat ambil tiket shuttle, dia masih inget kalo kami mau ke Macau Outer Harbour dan bukan disitu antrinya, masuk gedung dan turun ke lantai bawah lagi. Allahu Akbar, ini sudah jam 7.40, ferry kami jam 8.05. Langsung buru-buru, pas disana kata petugasnya shuttle bus berangkat jam 8. Gak bisaaaa, keburu lewat ferry nyaaa... Cus naik taksi, si Bapak taksi kami minta ngebut. Sekitar 15 menit sampai juga, kami langsung lari-larian. Alhamdulillah pas kami datang, pas juga mau antri masuk. Satu teman saya antri masuknya gak barengan jadi kami duduknya jauhan. Harusnya kasih tiketnya barengan biar bisa dekat duduknya. Tapi gak apa-apa, yang penting sudah aman. Terima kasih ya Allah sudah mengirimkan bapak itu untuk ngingetin kami, jadi gak ketinggalan kapal. Oiya, sama satu lagi, lebih baik pesan jam pulangnya yang lebih dari rencana. Misalkan beli tiket jam 10, bisa naik di jam 9. Tapi kalau lewat jamnya bisa bahaya kehabisan kursi.  

Grand Lisboa
Kami salah antri disini
Sampai di The Royal Pacific Hotel, kami ke belakang gedung lagi dong foto di depan ICC buat ambil suasana malam, ini lebih cantik!

ICC at night
IFC di Hong Kong Island
Gambar diambil dari The Royal Pacific Hotel
Malam ini cari makan yang halal, murah dan mengenyangkan. Ketemu McD di Peking road yang burgernya murah, 10HKD, Red bean pie nya enak, harganya cuma 7HKD. Alhamdulillah mengenyangkan.

What did we miss today? Dancing fountain di Wynn hotel. Demi kerang ajaib, nonton itu di youtube sumpah ngiler. Padahal shownya tiap 15 menit sekali. Sudah masuk itinerary, cuma sayang gak sempat. Nangis gak nih??? 


"Travel far enough, you meet yourself". ~ David Mitchell


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner #19 : Kampung Kecil Plaju - Rumah Makan Lesehan

Tempat makan ini salah satu yang paling rame di Plaju, apalagi saat buka puasa. Sama satu lagi Sambal Lalap di Jalan Jaya. Cuma baru sempet kesini. Yang kami pesan adalah menu "Paket Nasi". Gurame Sambal Bali 32k Udang masak telor asin 35k Udang goreng tepung 35k Jadi saya cobain Sambal Bali alias sambal matah. Langit-langit mulut berasa kaya ada api unggun, panas! Beda kaya sambal matah yang pernah dicoba, biasanya selalu bisa dimakan dan habis, yang ini tuh gak habis karena terlalu pedas. Saya cobain juga sambal di udang itu aja udah pedas, ternyata yang sambal bali lebih gila! Not recommended buat yang lemah kaya aquh. Menu selanjutnya adalah udang masak telur asin atau nama kerennya salted egg prawns. Makanan dengan campuran salted egg familiar buat saya baru satu tahun belakangan. Untuk menu ini asinnya pas dan sangat bisa dinikmati. Kriuk dari tepung udangnya juga masih terasa renyah. Apalagi untuk menu udang goreng tepung satunya, renyah dan g

Kuliner #11 : Bang Rio - Warung Sop Khas Jakarta Cabang ke-Sekian

Malam seninan hunting tempat makan sampai ke Demang Lebar Daun. Nyobain makan di Warung Sop Bang Rio khas Jakarta, yang sebelumnya sudah lama pengen kesini karena ngetop di kalangan orang-orang di kantor. Baru hari itu kesampaian. Oiya, sesuai judulnya, atau saya yang salah tafsir, di daftar menu kan Warung Sop Bang Rio di Demang Lebar Daun ini adalah cabang "999" Bandung. Apakah cabang ke-999 atau namanya di Bandung itu "999" makanya dikasih apostrophe. Gak tau juga. Yang pasti katanya disini makanannya enak-enak. Pokoknya saya mau buktiin sendiri!  Sop Daging Has 20K Ampela Ayam 10K Nasi Putih 8K Saya itu bukan pecinta soup-soupan. Pas ngerasain soup khas Jakarta boleh dibilang rasanya lain dari yang lain. Kuah putihnya itu ternyata dari susu full cream. What? Soup pake susu? Terdengar aneh tapi enak loh. Kata temen sih rasanya udah sama percis kaya yang dijual di Jakarta. Kalau dilihat isi soupnya sedikit, mungkin sekitar 4 sampai 6 poton

Kuliner #7: Saimen - Bakery and Resto

Tes tes