Langsung ke konten utama

Day 7 - 19 Januari 2016, Hong Kong - Singapore - Jakarta - Palembang

Pagiii Hong Kong...

Ini hari terakhir, kalau kata Slank "Kamu Harus Pulang". Jam 8 check out dan terima kasih buat Mr. Akbar. Kaki sudah pegal-pegal tapi harus tetap dipaksa ngesot sambil seret-seret koper karena kami mau ke Avenue of Stars yang berdekatan dengan bus stop untuk ke airport.



Masuk dari Tsim Sha Tsui E, kami menuju MTR East Tsim Sha Tsui Station, nanti bakal ada petunjuk untuk ke Avenue of Stars yang lokasinya tepat di belakang Sogo. Siap-siap capek karena jalan kakinya jauh. Kenapa mesti lewat situ? Karena ini Hong Kong, gak bisa nyebrang sembarangan. Keluar exit J sudah di seberang jalan, langsung berhadapan dengan bus stopnya. Kami bingung karena Sogo dan gedung sebelahnya lagi di renovasi. Keliling-keliling cari jalan ke Avenue of Stars tapi gak ketemu. Tanya ibu2 yang lewat katanya Avenue of Stars ditutup dalam waktu 3 tahun kedepan. What??? Ngerasa gak yakin, tanya lagi sama engineer disitu, dan benar, Avenue of Stars sementara ditutup dan dipindahkan sekitar 200-300 meter di Chatham Road South dengan nama Garden of Stars. Saat nulis blog ini sambil liat peta, ternyata ada keterangan Avenue of Stars closed for repair and improvement works. Garden of Stars juga sudah ada di peta. Peta yang diambil di HKIA update loh. Karena waktu sudah mepet, dan gak sanggup jalan kaki lagi, akhirnya nunggu bus A21 aja buat ke airport.

Tigerair di terminal 2 dan busnya lewat situ. Mau cobain milk tea di Tsui Wah restaurant gak sempat lagi. Kami langsung check in. Yang bikin bingung nyari gate nya gak tau dimana, sudah keliling-keliling ikut petunjuk, tanya ke bagian informasi, untungnya kami disamperin sama seorang ibu yg agak berumur, dari tulisan di baju kaosnya sih airport ambassador. Jadi kami diantar sama ibunya sampai ke bagian imigrasi. Gak nyangka sejauh itu, untung ada ibu peri. Lokasi gatenya, ya Tuhan... It suprised me, gate Tigerair di aisle N/P alangkah jauhnyaaa. Paling ujung. Sudah pake travelator aja kaki masih capek. Mungkin sekitar 10 menit deh menuju gate Tigerair dan itu sudah ala-ala jogging masih aja lama.

Berangkat jam 10.55 dan semua lancar sampai jam 15.00 transit di Singapore. Kami urus tigerconnect di hall E pake boarding pass, jadi semua barang kami bakal diurusin sama mereka sampai tiba di Jakarta. Kami tinggal jalan-jalan aja di airport. Saya pessn tiket Jakarta-Palembang pas saat itu, soalnya takut kalo Singapore-Jakarta delay kan rugi. Tapi mungkin jarang juga mereka delay. Emang asik airport Changi, fasilitas lengkap, bersih, nyaman. Beli oleh-oleh di visit Singapore pake voucher 20 SGD dari Tigerair dapat satu patung merlion dan satu magnet kulkas. Lumayan vouchernya bisa buat beli souvenir atau makan di tempat-tempat tertentu. Abis itu makan di Kaveri Vegetarian Cuisine masakan India. Karena insyaallah halal dan teman saya mau pake vouchernya untuk makan di restoran ini. Nyobain masakan India, ya Allah, gitu amat rasanya. Itu orang-orang India lahap amat makannya. Tapi karena saya lapar, sayang dibuang, ya dimakan aja. Salah satu hal yang bikin saya belum tertarik untuk traveling ke India adalah makanannya, ya kaya begitu rasanya, baunya juga bikin gak tahan, maaf ya bukan gak enak, soal selera aja. Untuk solat, mushola terminal 2 ada di dekat gate E. Gak lama setelah itu, boarding lagi.

Landing dengan cantik di Soeta. Naik Batik Air di terminal 1C diantar sama shuttle bus airport. Jam 22.40 sampai bandara Palembang. Pulang nyari blue bird ternyata gak ada di bandara SMB, adanya taksi bandara.

Sampai dirumah, mari tidur, karena paginya mesti kerja lagi, cari duit lagi, buat jalan-jalan lagi. Hehehe

I miss you, Hong Kong. We will meet again sometime.


"Work hard, travel harder". ~ unknown


x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner #19 : Kampung Kecil Plaju - Rumah Makan Lesehan

Tempat makan ini salah satu yang paling rame di Plaju, apalagi saat buka puasa. Sama satu lagi Sambal Lalap di Jalan Jaya. Cuma baru sempet kesini. Yang kami pesan adalah menu "Paket Nasi". Gurame Sambal Bali 32k Udang masak telor asin 35k Udang goreng tepung 35k Jadi saya cobain Sambal Bali alias sambal matah. Langit-langit mulut berasa kaya ada api unggun, panas! Beda kaya sambal matah yang pernah dicoba, biasanya selalu bisa dimakan dan habis, yang ini tuh gak habis karena terlalu pedas. Saya cobain juga sambal di udang itu aja udah pedas, ternyata yang sambal bali lebih gila! Not recommended buat yang lemah kaya aquh. Menu selanjutnya adalah udang masak telur asin atau nama kerennya salted egg prawns. Makanan dengan campuran salted egg familiar buat saya baru satu tahun belakangan. Untuk menu ini asinnya pas dan sangat bisa dinikmati. Kriuk dari tepung udangnya juga masih terasa renyah. Apalagi untuk menu udang goreng tepung satunya, renyah dan g

Kuliner #11 : Bang Rio - Warung Sop Khas Jakarta Cabang ke-Sekian

Malam seninan hunting tempat makan sampai ke Demang Lebar Daun. Nyobain makan di Warung Sop Bang Rio khas Jakarta, yang sebelumnya sudah lama pengen kesini karena ngetop di kalangan orang-orang di kantor. Baru hari itu kesampaian. Oiya, sesuai judulnya, atau saya yang salah tafsir, di daftar menu kan Warung Sop Bang Rio di Demang Lebar Daun ini adalah cabang "999" Bandung. Apakah cabang ke-999 atau namanya di Bandung itu "999" makanya dikasih apostrophe. Gak tau juga. Yang pasti katanya disini makanannya enak-enak. Pokoknya saya mau buktiin sendiri!  Sop Daging Has 20K Ampela Ayam 10K Nasi Putih 8K Saya itu bukan pecinta soup-soupan. Pas ngerasain soup khas Jakarta boleh dibilang rasanya lain dari yang lain. Kuah putihnya itu ternyata dari susu full cream. What? Soup pake susu? Terdengar aneh tapi enak loh. Kata temen sih rasanya udah sama percis kaya yang dijual di Jakarta. Kalau dilihat isi soupnya sedikit, mungkin sekitar 4 sampai 6 poton

Kuliner #7: Saimen - Bakery and Resto

Tes tes